Resensi Novel 11:11
Laporan Baca 4
Identitas Buku
Judul : 11:11
Albuk #2
Pengarang : Fiersa Besari
Penerbit : Mediakita
Tahun terbit : 2018
Tebal halaman : 302 halaman
Ukuran : 13 x 19 cm
ISBN :
978-979-794-596-5
Pendahuluan
11:11 merupakan karya Fiersa Besari yang kelima,
setelah sebelumnya ia telah menulis Garis Waktu, Catatan Juang, Arah Langkah,
dan Konspirasi Alam Semesta. Buku ini merupakan kumpulan cerpen yang dikemas
dalam album buku, berlatarbelakang si penulis yang juga sebagai musikus sampai
akhirnya ia memulai kegiatan tulis-menulis. Pada buku ini terdapat sebelas
judul cerita dan sebelas judul lagu, setiap cerita punya lagu yang ibarat film
adalah soundtrack pengiringnya. Pilihan judul 11:11 ini karena setiap
cerita punya tema yang berbeda. Judul-judulnya yaitu, Ainy, Melangkah Tanpamu,
Acak Corak, Home, Samar, Temaram, Kala, Glimpse, Harapan, I Heart Thee, Senja
Bersayap. Pada kesempatan kali ini saya akan menceritakan tentang Harapan,
salah satu judul pada buku ini yang membuat saya tersanjung saaat membacanya.
Isi Resensi
Berkisah tentang seorang gadis bernama Mentari, dan
malam ini ia tidak sedang bersinar. Wajahnya masam, tubuhnya kedinginan,
terduduk di atas sebatang pohon yang sebentar lagi tumbang. Pertama kalinya
bagi Mentari mendaki bukit yang ada di belakang desanya. Ayah Mentari bernama
Pak Agus, yang merupakan orang terpandang di desanya; seorang saudagar batik
yang terkenal sampai ke kota-kota besar.
Singkat cerita, Pak Agus meminta Timur untuk menjaga
Mentari selama kegiatan berkemah. Ia khawatir ada hal-hal tidak mengenakkan
terjadi pada anak gadisnya. Selama berkemah pun Timur selalu menemani Mentari,
bahkan ketika Mentari menangis karena merasa tertipu oleh harapannya sendiri.
Timur dapat melihat mata kosong gadis yang duduk di sebelahnya. Seolah-olah ia
tidak benar-benar merasa di sini. Timur tidak mengerti, mengapa Mentari
menjadikan putus cinta sebagai akhir dari segalanya.
Namun, Timur hanyalah Timur. Orang-orang di desa
menyebutnya sedikit gila, karena hari-hari yang dilewatinya hanya bergelut
dengan buku. Cita-cita Timur tak berubah dari kecil, ingin menjadi guru bagi
dirinya sendiri dan orang lain. Omong-omong, setelah insiden Timur yang
menemani Mentari berkemah, hubungan Timur dan Mentari menjadi dekat. Menjadi
lebih dekat dengan Timur ternyata berhasil merubah pola pikir Melati yang sebelumnya
manja menjadi lebih mandiri dan peduli sesama.
Waktu bergulir begitu cepat, Mentari dan Timur
berpacaran. Namun, kebahagiaan itu hanya sementara. Timur tetap teguh pada
cita-citanya, ingin meninggikan derajat Ibu. Timur ingin jadi guru dan nelayan,
yang membuatnya harus pergi ke kota untuk melanjutkan pendidikan. Sudah pasti
Mentari sedih dengan keputusan Timur, namun dirinya tak boleh egois, ini semua
demi masa depan Timur. Selama berjauhan, Timur dan Mentari terus saling
berkirim surat, menceritakan kegiatan mereka sehari-hari.
Bentangan jarak yang memisahkan mereka, Mentari
khawatir pada dirinya sendiri, ia sudah menginjak kepala dua. Yang mana bagi
seorang gadis desa, anak saudagar pula, dan belum menikah merupakan bahan gosip
untuk para tetangga. Belum lagi, keinginan Pak Agus ingin menimang cucu semakin
bertambah. Kian hari surat-surat dari Timur kian jarang menghampiri Mentari.
Kian hari pula harapan-harapan itu meredup. Hingga pada akhirnya, Mentari
menerima pinangan dari Dipa, anak teman ayahnya. Meski dengan hati yang masih
singgah pada Timur.
Waktu cepat berganti, hingga Timur sudah menjadi
seorang guru yang begitu berdedikasi pada pekerjaannya. Lelaki itu berpindah
dari desa ke desa demi mengajar tanpa memikirkan gaji yang ia terima. Timur sudah
berkepala tiga tetap tidak memiliki istri, tapi ia memiliki 32 anak, anak didik
di mana Timur mengajar. Hingga pada satu waktu, terdapat satu murid yang
menarik perhatian Timur, Jagat namanya. Serta, Jagat pula yang kembali
mempertemukan Timur dengan seseorang yang selama belasan tahun tak ia temui,
yaitu Mentari.
Kelebihan Buku
Alur yang disajikan pada buku ini tersusun secara
sistematis, dari awal kisah tokoh, hingga konflik pada cerita. Selain itu, buku
ini juga cocok bagi pemula karena penggunaan bahasa yang mudah dimengerti. Buku
ini juga terkesan unik karena pada setiap judul terdapat lagu yang dapat
mengiringi pada jalan ceritanya. Selain itu pula banyak sekali pesan-pesan yang
terkandung pada buku ini, salah satunya pesan humanitis.
Kekurangan Buku
Kurang mengerti dari kode qr balok pada setiap lirik
lagu dari setiap akhir sub bab cerita dan akhir cerita yang sulit dipahami.
Kesimpulan
Buku ini bagus sekali dibaca para remaja dan dewasa.
Karena novel ini mengandung banyak pesan moral dan pesan humanistis yang bisa
membangun.
Komentar
Posting Komentar