Resensi Novel Almond

Tidak Semua Almond Dapat Menerima Sinar Merah



#Laporan Bacaan 2

Identitas Buku

Judul            : Almond

Pengarang    : Sohn Won-Pyung

Penerbit        : Grasindo

Tahun terbit  : 2020

Halaman       : 222 halaman

ISBN            :  9786020519807

Pendahuluan

Sohn Won-Pyung merupakan penulis berasal dari Seoul, Korea Selatan yang berhasil menerbitkan novel fiksi pertamanya yang berjudul Almond. Setelah sebelumnya ia menulis skenario film-film fiksi, seperti A Two-way Monologue. Pada novel Almond ini sendiri berkisahkan tentang seorang anak yang tidak dapat mengembangkan rasa emosional, atau ketika penderita mengalami trauma. Novel ini berlatar belakang Alexitimia atau ketidakmampuan mengungkapkan emosi. Penyakit kejiwaan ini terjadi karena sejak lahir penderita dilahirkan dengan amigdala yang berukuran kecil. Ukuran amigdala kecil tidak akan bisa merasakan rasa takut, seolah perasaannya bias. Namun, bagian amigdala lain dapat terus berkembang jika dilatih.

Isi Resensi

Amigdala pada novel ini digambarkan seperti sebuah almond, artinya sang tokoh merasa bahwa ukuran kepalanya menjadi lebih besar, tetapi tidak dengan ukuran amigdalanya. Berkisahkan tentang Yoonjae yang memiliki keistimewaan, tidak seperti anak-anak pada umumnya. Insiden tersebut berawal ketika usia Yoonjae berumur 6 tahun. Ketika satu orang terluka dan enam orang lainnya meninggal dunia. Pertama ibu dan nenek, kemudian mahasiswa yang datang untuk melerai seorang laki-laki. Setelah itu, dua orang bapak berumur 50 tahunan yang berdiri di barisan terdepan organisasi bala keselamatan dan salah seorang polisi.  Terakhir adalah pria itu sendiri. Ia mnejadikan dirinya sebagai objek terakhir dalam pembunuhan dengan pisau tajam itu. Pria itu menikam dadanya sedalam-dalamnya dengan pisau dan akhirnya mengembuskan napas terakhir seperti korban lainnya sebelum ambulan datang. Namun, dari insiden tersebut terjadi, Yoonjae hanya berdiam diri melihat semua kejadian yang terjadi di depan matanya. Seperti biasa, tanpa adanya ekspresi apapun.

Sebenarnya sudah sejak lahir Ibu Yoonjae merasakan hal yang berbeda dari anaknya. Seperti, anak lelaki tersebut tidak menangis ketika baru dilahirkan tidak seperti pada bayi umumnya. Tentu saja hal tersebut membuat Ibunya dan dokter panik. Tetapi, Ibu Yoonjae berpikir hal itu terjaid hanya sementara. Ia tidak mengira kalau sampai anaknya dewasa, justru semakin memburuk.

Sampai suatu waktu, Yoonjae melihat teman sekelasnya sedang dihadang oleh anak kelas lain. Dirinya tidak merasakan panik atau kasihan, ia hanya berdiam diri melihat kejadian tersebut. Dia berjalan santai ke suatu kedai dekat dengan tempat anak-anak itu berkelahi. Lalu ia bercerita dengan santai pada penjaga kedai bahwa sedang ada yang berkelahi. Penjaga toko itu tidak percaya, karena menurutnya apa yang diucapkan Yoonjae hanya bualan belaka. Namun naas, salah satu dari anak-anak yang berkelahi itu meninggal dunia, ia adalah anak dari penjaga kedai itu

Yoonjae berbeda dengan manusia normal, ia tidak bisa mengekspresikan emosinya, di buku ini menceritakan tragedi pembunuhan pada saat perayaan natal, yang menjadi korban adalah ibu dan neneknya Yoonjae. Ibunya ditusuk pisau oleh orang yang tidak dikenal, orang yang tidak dikenal ini menusuk ibunya sampai mengeluarkan darah yang membuat salju berwarna merah, Neneknya meninggal dunia, sedangkan ibunya dirawat dirumah sakit sampai koma beberapa bulan. Yoonjae hanya diam melihat dua peristiwa itu berlalu, tanpa adanya perasaan marah atau pun sedih, ia hanya duduk dikursi sambil mengayunkan kedua kakinya yang menggelantung.

Seiring berjalannya waktu, Yoonjae harus tetap sekolah walau tanpa ibu disisinya, ibunya terbaring dirumah sakit. Dia tahu kalau ibunya bangun, ibunya pasti ingin Yoonjae pergi ke sekolah dengan rajin, akhirnya Yoonjae pergi ke sekolah setiap hari walaupun ia hidup di rumahnya seorang diri, di sekolah Yoonjae bertemu dengan Gon dan Dora yang membuat hidupnya berubah.

Gon memiliki kepribadian yang sangat meresahkan; bandel, pemberontak, brutal dll, hingga ayahnya merasakan penyesalan, kalau bisa, Gon jangan pernah terlahir. Drama ini membuat emosi pembaca naik turun. Konflik antara Gon dan Yoonjae ini sangat seru guys, apalagi ditambah drama Yoonjae dan Dora haha.

 

Kelebihan Buku

Pada novel psikologi yang dibalut dengan cerita fiksi ini akan membuat pembaca penasaran dengan jalan ceritanya. Penulis juga menjelaskan tentang penyakit kejiawaan yang terdapat pada novel ini yaitu alextimia menggunakan bahasa yang mudah dipahami, sehingga para pembaca tidak kebingungan dengan istilah-istilah baru.

Selain itu terdapat banyak pesan yang disampaikan oleh penulis melalui novel ini, salah satunya mengenai lingkungan sekitar yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan diri seseorang. Penulis menyampaikannya dengan pesan tersirat yaitu bahwa hampir setiap manusia pasti terpengaruh lingkungannya, apabila lingkungannya buruk, kemungkinan besar akan menimbulkan pribadi yang buruk. Namun, jika lingkungan sekitarnya baik, bisa jadi dapat menimbulkan pribadi yang baik.

Kekurangan Buku

Penulis menggunakan latar belakang kehidupan di Korea sehingga bagi para pembaca yang kurang mengerti tentang kebudayaan Korea akan merasa kesulitan untuk memahami. Seperti contohnya, Ajeossi artinya paman, jeon jeon geung geung artinya gemetar ketakutan, jjajangmyeon artinya mie dengan saos kacang kedelai hitam, dsb.  Tidak dijelaskan kisah ayah Yoonjae pada awal cerita, penulis hanya memfokuskan kepada Yoonjae, ibu, dan nenek. Hal ini membuat pembaca bertanya-tanya di mana keberadaan ayah Yoonjae.

Kesimpulan

Dari novel Almond karya Sohn Won-Pyung saya mendapatkan banyak pelajaran hidup. Salah satunya yaitu selalu percaya bahwa dalam kehidupan pasti banyak hal-hal baik. Pada novel ini, pengarang mengajarkan kita bahwa Tuhan pasti akan memberikan ujian sesuai dengan kapasitas hamba-Nya. Manusia harus percaya setiap masalah yang dihadapi pada kehidupan pasti akan datang keajaiban.

Dengan membaca novel ini memberikan pengetahuan tentang penyakit kejiwaan, khususnya alextimia. Meskipun novel ini memiliki kekurangan, tetapi tidak mengurangi suasana dan pesan yang hendak disampaikan hilang. Novel ini sangat disarankan bagi para pembaca yang penasaran dengan ilmu psikologi.

Komentar

Postingan Populer